Hari Minggu malam (14/02) kami tampil di Mal Ciputra Cibubur untuk acara tahun baru Cina yang bertepatan juga dengan tanggal saat sebagian besar orang-orang merayakan hari kasih sayang. Ya, kalau buat saya sih setiap hari adalah hari kasih sayang. Uhuk! [Batuk-batuk! Minta gitar! Uhuk!].

Ada yang berbeda antara show ini dengan sebelumnya. Show kali ini cukup melepas rasa kangen saya dan Rhesa dengan dua musisi pasutri yang selalu menjadi motivasi kami untuk belajar. Otti Jamalus dan Yance Manusama. Ya, beliau-beliau datang menonton show Endah N Rhesa karena kebetulan rumah mereka tidak jauh dari tempat kami tampil.
DSCF5332Setahun sebelum album Nowhere to Go (2009) rilis, saya sempat belajar vokal dengan Tante Otti dan Rhesa belajar bass dengan Om Yance di OJ Music House. Saya merasa perlu belajar teknik vokal yang baik dengan niat untuk menjaga kualitas vokal, meningkatkan power dan endurance. Saya menyadari bahwa suara saya masih perlu diasah. Saya juga (mudah-mudahan) tidak akan berhenti menyanyi hingga tua nanti jadi butuh bekal (baik pengetahuan dan cara latihan) bagaimana menjaga suara saya. Saya pernah belajar vokal dengan Tante Otti sewaktu sekolah musiknya masih di Ciasem (Kebayoran Baru), kemudian pindah ke Kemang, dan akhirnya di Radio Dalam. Tante Otti mengajarkan vokal dengan sistematis sekali. Beliau juga cermat dalam menelaah karakter dan kebutuhan vokal saya. Beliau memberikan latihan cara napas yang baik dan benar, tangga nada, lagu-lagu untuk latihan (etude) baik dari komposisi-komposisi musik klasik maupun konteporer. Dan menyenangkannya adalah beliau mengiringi latihan dengan piano kemudian direkam sehingga saya bisa mempelajarinya lagi di rumah. Saya merasa perkembangan vokal saya cukup signifikan. Saat Endah N Rhesa tampil Java Jazz 2009, performa vokal saya sangat prima (mungkin juga karena saya melihat Tante Otti dan Om Yance di barisan depan. Hahaha!).
DSCF5377Rhesa nge-fans banget dengan Om Yance. Om Yance adalah sosok musisi yang sudah memiliki pengalaman luar biasa dalam hal tampil di panggung maupun di dalam studio rekaman. Menurut saya pun, bassis funk yang sangat nge-groove dengan tone yang asik ya Om Yance. Jadi kemarin saat berjumpa dengan dua musisi panutan kami ini, kami bernostalgia bersama mengenai momen-momen saat kami les dulu. Tak lupa juga kami menggali kisah pengalaman musik yang telah mereka dalam berbagai era dan media. Mereka bercerita saat pengalaman mereka bermusik di Jamz (klub Jazz ternama era ’90-an di Jakarta) yang dulu masih di Panglima Polim (btw, disinilah awalnya Tante Otti dan Om Yance berkenalan lho. Ehehehe!), kemudian masing-masing pernah mengalami rekaman secara analog memakai pita hingga sekarang beralih menjadi digital, masih mendengarkan vinyl sampai belanja musik digital di iTunes, jaman ketika mereka masih menjadi murid hingga mereka menjadi guru seperti sekarang ini. Memahami betapa hebatnya perjalanan karir musik mereka membuat saya merasa tidak berarti apa-apa. Terlebih mereka adalah guru musik yang memberikan ilmu mereka untuk murid-muridnya. Sedangkan saya? Masih berkutat pada diri saya sendiri saja. Apa yang sudah saya lakukan untuk orang lain? Tidak sebanyak apa yang mereka lakukan tentunya. Saya sangat mengagumi dua guru saya ini.
Tante Otti dan Om Yance adalah pasutri musisi yang saya kagumi. Om Yance yang begitu artistik, spontan, dan memiliki imajinasi tak berbatas dipagari dengan Tante Otti yang logis, penuh perhitungan dan terencana (plus galak! Huehehe! :p ). Mereka berdua adalah pasangan yang saling melengkapi. Keduanya adalah maestro sehingga keseimbangan skill dan komunikasi musik sungguh terlihat nyata saat saya menikmati penampilan mereka. Mereka adalah pasangan yang memotivasi satu dengan yang lain. Bahkan ‘menilai’ permainan satu dengan yang lain. Di luar itu, mereka adalah pasangan yang penuh humor dan romantis.
DSCF5304
Saya dan Rhesa bersama Alif, putera dari Tante Otti & Om Yance, dan dua sahabat mereka.
Mereka seperti ‘pecut’ buat kami berdua bahwa menikah dan menjadi pasangan musisi itu tidak mudah. Tetapi kalau kita bekerja keras dan bekerja sama maka bisa meraih satu persatu mimpi-mimpi kita. Paling tidak, kita bersama, melakukan yang terbaik selama masih ada umur. Tante Otti dan Om Yance memang pengajar musik, tetapi sebenarnya mereka mengajarkan lebih dari itu. Mereka mengajarkan bagaimana kami, sebagai pasangan, bisa mencintai satu dengan yang lain seperti kami mencintai musik kami.
Terima kasih Tante Otti dan Om Yance,
Love,
Endah
Foto oleh Guswib

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*