Selasa (28/01) sore hari pukul 15.00 WIB, Endah N Rhesa tampil di acara “Pisah Sambut Direktur ICEL (Indonesian Centre of Environmental Law)” Di Gedung Arsip Nasional, Jakarta Pusat.Setelah 9 tahun menjabat, Mas Henri Subagiyo mempersilahkan Mas Dodo (Raynaldo G. Sembiring) untuk melanjutkan program-program ICEL di tahun-tahun mendatang. Saya hadir saat Mas Henri memberikan kata sambutan dengan terharu setelah sebelumnya menyaksikan video persembahan dari para anak buahnya. Saya duduk di bangku belakang dan ikut pula meneteskan air mata. Menyenangkan sekali ketika bekerja di kantor yang hangat, seluruh tim memiliki visi misi yang sama, bersemangat memperjuangkan sesuatu, pantang menyerah, dan memiliki frekuensi pemikiran yang sama. Itulah mengapa kakak saya, Dyah Paramita, sayang sekali dengan teman-teman di ICEL.

Mas Henri memberi sambutan sebelum lepas jabatan

Saya masih ingat ketika kakak saya bekerja di ICEL yang bertempat di Mayestik, Jakarta Selatan, selalu pergi pagi pulang malam, bolak-balik ke pengadilan untuk kasus PT Newmont atas pencemaran merkuri. Ia juga pernah penelitian berminggu-minggu di Pulau Rambut, pulang-pulang biasanya bawa cucian banyak. Hahaha! But, ya, ia melakukan semuanya dengan senang. Mba Mita selalu bilang pada saya bahwa ICEL fokus dalam memperjuangkan hukum lingkungan karena banyak sekali usaha-usaha manusia mengeksploitasi alam atau melakukan pembangunan yang mencari celah hukum dalam pelaksanaanya. Ya, supremasi hukum di Indonesia memang belum sepenuhnya ditegakkan, apalagi untuk masalah lingkungan. Yang mengerikan adalah ketika hukum belum sepenuhnya mengatur atau justru direkayasa untuk mempermudah oknum-oknum tertentu mengeksploitasi alam dengan mengabaikan dampak atau akibatnya terhadap lingkungan. Dedikasi teman-teman ICEL untuk selalu kritis terhadap perundang-undangan atau peraturan adalah semata-mata melindungi kelestarian alam dari eksploitasi berlebihan yang tidak seimbang dengan kelestarian alam. Kenapa? Ya sebenarnya demi kelangsungan hidup manusianya sendiri.

Endah N Rhesa for ICEL

Mungkin isu global warming, climate change, sampah plastik, sampah elektronik, fast fashion, baru populer sekarang, tetapi saya sudah mendengarkan hal itu sekitar 20 tahun lalu saat kakak saya bekerja di ICEL. Ya, setiaaaap hari ia membicarakannya, dan tentu saja saya mendengarkan dengan seksama. Ngerti atau nggak ngerti ya dengarkan saja. Hahaha! Dua puluh tahun lalu juga, saya teringat kakak saya bilang, “Nanti tahun 2020 Jakarta tenggelam.”, ujarnya. Dan ya kejadian di tanggal 1 Januari lalu. Tentu saja ia bukan peramal, tapi dengan ilmu pengetahuan, penelitian, dan analisa sosial dan politik semua bisa terbaca dengan jelas. Bukankah tanda-tanda masa depan selalu ada di alam raya? Terkadang kita saja yang malas membacanya dan kemudian mengabaikannya.

Video call bersama kakakku

Saat saya tampil, kakak saya menonton lewat video call yang dihubungkan oleh Mas Henri. Saya melihat sekilas wajah dan matanya yang berbinar-binar. Hahaha! Dia jarang sekali melihat saya manggung sejak tinggal di luar negeri. Saya membawakan lagu-lagu dengan sedikit menyisipkan cerita-cerita tentang saya dan kakak saya, tentang ICEL, sedikit pandangan saya terhadap lingkungan hidup, juga menyanyikan lagu untuk Mbak Marsya yang berulang tahun. Sungguh menyenangkan!

Menyanyikan lagu ulang tahun untuk Mba Marsya

Kemudian usai manggung, saya menengok ke belakang dan membaca spanduk seminar ICEL “Tata Kelola Lingkungan Hidup Pada Poros Percepatan Investasi.” Saya terkesiap, wah, benar-benar mengerikan jika saat ini pembangunan dimana-mana namun mengabaikan kaidah-kaidah tata kelola lingkungan. Saya tersadar bahwa apa yang dilakukan oleh teman-teman ICEL dan pejuang lingkungan lainnya sungguh mulia Dan penuh tantangan.

Bersama tim ICEL

Mereka tidak melakukan semua untuk diri sendiri atau kehidupan saat ini, tetapi kehidupan nanti di masa depan. Di mana adik-adik, anak-anak, cucu-cucu dan generasi-generasi yang akan datang tidak menderita akibat rusaknya lingkungan, krisis air atau udara bersih, krisis pangan, polusi, lautan plastik, limbah, dan banyak lagi. Tentu saja perjalanan dan perjuangan tidak mudah. Namun, manusia memang harus berusaha yang terbaik dan melakukan hal bermanfaat selagi bisa. Dengan begitu hidup menjadi tidak sia-sia.

Bersama direktur ICEL, Mas Dodo, yang siap menjalankan tugas ke depan!

Terima kasih ya, ICEL. Terima kasih Mas Henri atas dedikasinya, dan selamat bertugas untuk Mas Dodo semoga lancar jaya!

Pamulang, 30 Januari 2020
Love,
Endah
Foto oleh Nala Satmowi


6 thoughts on “Aku, Kakakku, dan ICEL

  1. Wiwiek A says:

    Terima kasih Endah dan juga Rhesa tentunya yg selalu membawakan makna dalam setiap lagu lagu nya. Saya serasa selalu ada misi yang dilantunkan oleh suara merdumu, kehidupan yg dibungkus dengan cinta, perjuangan, pergulatan dan tentunya harapan. Terimakasih telah bersama sama dengan kami di ICEL memperjuangkan kehidupan -yg menurut Pak Emil (dalam sambutan di acara pisah sambut ini menekankan) pembangunan ekonomi tidak bisa terlepas dari pembangunan sosial dan daya dukung lingkungan hidup. Saya juga yakin pembangunan ekonomi yg tidak memperhatikan 2 aspek lainnya akan rentan dan semu yg akan hancur dalam waktu yg tidak lama.
    Tetap berkarya dan sukses selalu!

  2. Josi says:

    “Tentu saja perjalanan dan perjuangan tidak mudah. Namun, manusia memang harus berusaha yang terbaik dan melakukan hal bermanfaat selagi bisa. Dengan begitu hidup menjadi tidak sia-sia.” Quote pentiing!!

    Terimakasih untuk kebersamaannya menemani ICEL dari awal terbentuknya band keren ini.
    Karena “perjuangan yang tidak mudah” jadi lebih ringan dgn ditemani lagu2 indahnya EndahnRhesa ???

  3. Mba Josi, terima kasih banyak. Send our love and hugs for the ICEL team! We love ICEL! Xoxo

  4. Dear Mba Wiwiek, terima kasih banyak ya Mba. Sejak dulu sungguh terinspirasi oleh semangat dan kehangatan teman-teman di ICEl. Semoga kita bisa sama-sama menyuarakan pentingnya menjaga lingkungan melalui keseharian dan profesi kita, ya Mba… love! Xoxo

  5. Ariansyah Prabowo says:

    Terus berkarya & pantang menyerah?

  6. Terima kasih banyak, Mas Ariansyah 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*