Buat saya, mewabahnya virus Corona (Covid-19) ini amat sangat menyedihkan sekaligus menjengkelkan. Selain membuat jadwal manggung berantakan (semua ditunda hingga waktu yang tidak bisa ditentukan), saya juga harus mengurangi interaksi sosial. Tapi memang ini semua adalah hal yang harus dilakukan untuk kebaikan bersama. Hal ini sulit banget untuk orang yang ekstrovert dan suka berkegiatan komunitas kayak saya, belum lagi memikirkan orang-orang yang terpaksa harus kehilangan pekerjaan mereka, mungkin sulit juga bagi mereka untuk melakukan pekerjaan di rumah. Ah! Sungguh bencana ini bikin kaget.
Author: Endah Widiastuti
Hari Jumat (28/2) jam sebelas malam, saya dan Iga Massardi berjalan keluar dari pintu utama JI Expo Kemayoran. Kami baru saja menikmati malam yang bahagia, menonton Keziah Jones di Java Jazz Festival bersama konco-konco lawas.. lawas usiane. Wkwkwk! (Nggak! Nggak ada foto yang bener karena IGA BELUM KIRIM SAMPAI DETIK INI! HUH!) Anyway.. lanjut. Sambil santai, kami berdua mencari spot yang agak terang di jalanan depan pintu 6. Di sana memang agak gelap, tapi banyak tukang yang berjualan dan gojek yang mangkal ngopi di trotoar jalan. Dengan santainya, saya mengeluarkan HP dan bersiap order taksi lewat aplikasi. Ketika sedang menatap layar HP, tiba-tiba ada tangan yang mengambil HP dengan santainya. Saya dengan sigap menoleh. Dua orang di motor, yang mengambil[…]
Masih teringat di sebuah acara di mana Endah N Rhesa turut berpartisipasi di dalamnya, kami dijadwalkan ada temu media. Kami disiapkan ruangan khusus untuk mengadakan press conference sebelum jadwal manggung tiba. Kami tiba di venue dan ruang media tepat waktu. Ketika sampai di ruangan berkapasitas 50 orang, kursi-kursi masih kosong berjajar. Hari memang masih sore, kami juga jadi penampil pertama. Kemungkinan karena cuaca buruk, jalanan macet, dan segudang alasan lain membuat media tidak bisa hadir di ruangan. Bisa juga karena… hanya Endah N Rhesa, sepertinya tidak terlalu menarik untuk diberitakan. Hehehe. Ya, buat kami anggapan begitu sudah biasa. Tidak apa-apa. Media berhak memberitakan siapa pun yang mereka inginkan karena mereka lebih paham dengan berita apa yang diinginkan oleh pembacanya.
Sudah beberapa waktu lalu saya mendengar kabar bahwa Graha Bhakti Budaya akan direnovasi. Tentu saja mendengar pula kabar pergolakan respon terhadap rencana tersebut. Ada yang menolaknya, ada pula yang berharap apabila terjadi maka akan membawa kebaikan bagi semuanya. Kemudian pagi ini, saya melihat foto dan berita beredar.. gedung GBB mulai dibongkar. Timbunan puing tanda-tanda rubuhnya dinding bersanding dengan eskavator. Belum lagi melihat Dialog Dini Hari yang memuat momen konser DDHEAR tahun 2016 lalu di instagramnya.