Selamat Tahun Baru Ayam 2017
Mengawali 2017 dengan ngopi dari secangkir gelas berilustrasikan ayam pemberian sahabat saya, Ferry Dermawan & Lintang Sunarta . Jadi ingat becandaan masa lampau antara Maestro Indra Lesmana bareng Mas Danny Ardiono dan Mas Eq Puradiredja .. “Ayam itu kayaknya makhluk yang semi digital. Coba liat gerak-geriknya kalau nengok kanan-kiri. Patah-patah gitu gayanya.”. Hahaha!
Well, dulu semasa mama saya hidup, beliau rajin pelihara ayam. Selain akhirnya dipotong, jadi lauk pauk, dan bulu jadi kemoceng, ayam semasa hidupnya juga punya banyak manfaat. Ia bertelur (bisa dimakan), membantu menggemburkan tanah saat mengais-ngais mencari makan, membersihkan lingkungan dengan memakan serangga, penanda waktu saat matahari terbit (ayam jantan), telek ayam bisa jadi pupuk untuk menyuburkan tanaman, dll.
Memang di negara barat, kita mendengar kata ‘ayam’ (chicken) dipakai sebagai ungkapan untuk mengejek sesuatu.. pengecut, misalnya. Tapi di Timur, ayam menjadi simbol yang ‘ditinggikan’. Bahkan raja keempat Majapahit bernama HAYAM WURUK, yang memiliki arti ‘ayam yang terpelajar’. Ya, ayam adalah simbol kekuasaan dan keperkasaan. Maka dari itu ada istilah ‘Ayam Jago’.
Anyway, tahun 2017 adalah tahun ayam. Semoga kita bisa terus memberi manfaat saat kita hidup, menjadi pribadi baik yang terhormat, dan bila ajal menjemput pun bisa memberi kenangan yang baik bagi semua orang. Selamat tahun baru 2017!
Minggu, 1 Januari 2017, ditulis di ruang depan rumah Rasamala.