“Nanti kapan aku mau latihan di Earhouse”, ujar Om Iwan saat kami pertama kali berkolaborasi di Leuwinanggung tahun lalu. Saya dan Rhesa tak pernah menyangka bahwa Om Iwan benar-benar melakukannya. Sabtu (23/03) siang, bus berukuran sedang memasuki komplek Ruko Pasar Kita Pamulang membawa peralatan ‘perang’. Mas Arda, keponakan Om Iwan, datang lebih awal untuk menemani tim menyiapkan semuanya.Tak seberapa lama, band dan Om Iwan beserta keluarga menyusul. 

Ah.. perpisahan. Rasanya mellow sekali tulisan awal tahun 2019 di blog ini bercerita demikian. Saya selalu sulit berhadapan dengan perpisahan.. ibu yang meninggal, kakak keluar kota jaman ia kuliah dulu, hingga orang yang saya cintai sepenuh hati dan yang pernah berjanji untuk selalu ada pun memutuskan untuk menghilang. Ya.. saya pernah merasakan demikian kehilangan.. capek fisik dan mental. Membutuhkan waktu untuk pulih.. waktu yang cukup lama. Untuk kali ini.. perpisahan sahabat. Adoy, Bonita, Pram adalah keluarga yang luar biasa, sangat musikal dan bijaksana. Perpisahan ini berbeda rasa dari konteks yang saya ceritakan sebelumnya. Ada keikhlasan yang prosesnya lebih cepat bagi saya untuk menerimanya. Pemakluman terhadap pilihan keluarga mereka untuk pindah domisili dari Jakarta ke Salatiga, mengucapkan ‘selamat tinggal’, namun saya[…]

Sesungguhnya, kehadiran Iga Massardi di Pamulang adalah sebuah perjuangan yang patut diberikan apresiasi yang setinggi-tingginya. Yeah.. jarak Bekasi-Pamulang dengan hiasan kemacetan tentu membutuhkan tekad bulat dan alasan tepat untuk tetap mencapai tujuan. Hahaha! Ini bukan kunjungan Iga yang pertama ke Earhouse Pamulang. Beberapa tahun lalu, ia pernah hadir di Earhouse (alamat lama) bahkan sampai melakukan lelang efek dan hasilnya disumbangkan untuk panti asuhan di Pamulang. Kali ini, ia hadir memberi tips menulis lagu, memproduksi, dan membagi pengalamannya di dunia rekaman. Ah! Iga memang musisi yang murah hati. Cocok lah jadi tokoh masyarakat Bekasi. :p Kehadirannya di hari Kamis (10/05) sore itu memberikan motivasi dan pencerahan untuk teman-teman yang ikut di workshop ini. Terlihat dari pancaran mata teman-teman serta pertanyaan yang[…]

Hari itu, Minggu (22/10), Earhouse mewujudkan impian saya… mengumpulkan teman-teman musisi, seniman seni rupa, teman-teman kreatif, idealis, dan yang humoris di pelataran parkir mungil Pasar Kita, Pasar Modern Pamulang Kota. Saya sungguh terharu dengan kehadiran teman-teman yang saya idolakan dan jadikan panutan: Marjinal, Benny & Berry Likumahuwa, AriReda, serta Robi Navicula. Mereka, yang saya dan Rhesa pilih sendiri namanya, tampil karena memiliki karya musik juga sebuah pergerakan dan idealisme yang diterapkan dalam kesehariannya. Marjinal dengan musik, lirik, dan kontribusinya pada lingkungan tempat tinggal mereka yang menjadi ‘rumah’ bagi siapa saja untuk bisa mandiri dan berguna bagi sesama. Berani lantang dan berada dalam garis depan menyuarakan hati orang-orang yang ditindas akibat ketidakdilan. Mike, vokalis Marjinal sempat memberikan kesannya kepada Earhouse saat[…]