#1 Konser dan Mini Album Parahita – April

Ini adalah karya musik mini album dan pertunjukan/ konser penuh perdana untuk DDHEAR.  Proyek kolaborasi Endah N Rhesa bersama band trio folk blues asal Bali, Dialog Dini Hari. Well, ya, sebelumnya di Java Jazz Festival kami sudah melakukannya, tetapi tentu saja secara pressure dan tantangan tidak sebesar saat melaksanakan Konser Parahita. 

img_3159

Endah N Rhesa saja belum pernah mengadakan konser tunggal berdurasi 2 jam lebih. Jadi, proyek DDHEAR ini termasuk istimewa membawa saya ke dalam pengalaman yang baru dan berbeda. Secara, selama 12 tahun, sebagian besar panggung dijajal hanya berdua oleh saya dan Rhesa saja. Di tahun 2016, hanya di tahun 2016, kembali nge-band bersama orang-orang hebat. Zio (bass, synth, melodica), Mas Dadang (vocal, gitar), Bli Deny (drum) adalah sebuah kesatuan yang solid. They are rhythm and groove masters. 

Tentang Konser Parahita bisa dibaca di blog DDHEAR.

Foto : Guswib
Graha Bhakti Budaya, Jakarta. April 2016

#2 Seminar di RumahBonita – Juni

Saya diminta Mas Adoy dan Mba Bonita untuk melakukan sharing secara live streaming di kanal youtube RumahBonita dengan membawakan topik yang saya kuasai. Saat itu (harusnya) saya mempresentasikan kelas Songwriting seperti yang biasa saya lakukan di Earhouse. Namun, karena saya kurang sekali pengalaman sharing menggunakan modul dan berpikir sistematis, akhirnya saya memilih judul ‘Teknik Membuat Lagu’. 

Oh sungguh, mental saya merasa lebih tangguh tampil di depan puluhan ribu fansnya Slank daripada melakukan ini. Hahaha! Tapi saya selalu suka tantangan. Tantangan yang membawa saya ke level lebih tinggi. Menjadi manusia bermanfaat bagi kehidupan. Semoga demikian.

Meskipun masih banyak kekurangan, saya mendapatkan banyak masukan dan kesan dari para mentor saya, Mas Adoy, Imada, dan Mba Bonita. Mereka lah yang membangun rasa percaya diri saya kembali, bahwa apapun yang bisa saya bagi/ ajarkan, sekecil apa pun itu bisa bermanfaat bagi yang lain.

Berikut ini video yang berkali-kali saya lihat sebagai bahan evaluasi saya jika suatu hari nanti kembali mendapatkan kesempatan yang sama. 

#3 Ruang Bahagia – Agustus

Bekerja sama dengan Mira Lesmana dan Riri Riza adalah bagian dari pencapaian saya, dan Rhesa tentunya. Film Athirah, yang mendapatkan penghargaan sebagai film terbaik tahun 2016 oleh FFI Piala Citra, adalah film yang menyentuh hati saya. Bahkan saat membaca naskahnya saat proses pembuatan lagunya, hati saya terasa sesak dan perlu waktu sepanjang hari bergulat dengan emosi dan air mata yang jatuh berderai-derai.   

Sebuah lagu ‘lahir’ dengan maksud dan penuh perjuangan. Lagu Ruang Bahagia telah menemukan ‘rumahnya’. Berikut ini video musik Ruang Bahagia karya Aditya Ahmad.

Selain full tracknya, single Ruang Bahagia juga bisa diaktifkan menjadi NSP pengguna kartu Telkomsel ketik SMS RUANGBAHAGIAEAR kirim ke 1212. Untuk mengenang kembali proses ‘terbidaninya’ lagu ini bisa baca blog saya sebelumnya di sini. 

#4 Aku Bukan Endah – November

Menerima tantangan tampil bersama Navicula di show longset-nya sungguh pengalaman distorsi yang tak terlupakan. Saat nonton Navicula di Synchronized Festival, saya berjumpa dengan Mas Dadang (gitaris Navicula) yang mendadak menawarkan saya tampil terjun bebas main satu lagu di show Navicula di NoName Bar Lebak Bulus, Jakarta. Segera darah distorsi saya mendidih. Eee.. dengan catatan gitar dan efeknya minjem punya Mas Dadang karena saya lama nggak ngulik sound ‘keras’. Hahaha!

img_7684

Well, apa yang terjadi malam itu sungguh di luar ekspektasi saya. Main dengan band grunge ternama, pakai gitar (GIBSON SG, SODARA-SODARA!!) dengan settingan efek yang ‘sudah jadi’, saya memilih lagu ‘Aku Bukan Mesin’ karena sebelumnya sudah diajarin sama Mas Dadang, tiba-tiba seperti flashback ke era masa saya remaja dulu. Menggairahkan! One of my loudest gig ever! LOL!

Btw, read the gigs review via Eko Prabowo’s (a.k.a Wustuk) website.

Foto : BangJose
No Name Bar, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. November 2016

#5 Mengajar Anak-anak Itu Tantangan – November

Tiba-tiba pukul 7.30 pagi (yes, i woke up at 5 am in the morning yo!), saya sudah duduk di warung makan sebelah Sekolah Cikal bersama Mas Adoy dan Mba Pima, guru-guru Sekolah Cikal. Saat itu saya masih mencoba menyadarkan diri… serius ini saya menerima tawaran mengajar anak SD kelas 3 dari dua orang teman saya ini?! Uff.. tolong bangunkan saya sekarang… hahaha!

Well, sudah lama saya tidak berhadapan dengan anak kecil, apalagi mengajar musik. Padahal Sarjana Pendidikan Musik jebolan UPH, namun panggung-panggung masih menjadi panggilan jiwa. Saya pun merasa masih canggung dan tidak terlalu pandai serta berbakat mengajar. Hahaha! 

Begitu masuk ke hall (ya, hall! Kupikir ruang kelas) dan berhadapan dengan sekitar 80 anak (yes, 80!! Oh aku pikir hanya 40an). What?! Di tengah kepanikan saya, sedikit mual juga, saya mengalungkan gitar saya. Oh ini tidak ada di skenario. Harusnya saya melakukan introduksi speech yang sudah saya siapkan. Tapi, saya terlalu tegang untuk itu.  Saya mengingat kesan Bonita saat saya melakukan sharing session di RumahBonita. “Endah, kamu memang terlihat tegang, tapi begitu kamu pegang gitar, semua masalahmu hilang. Kamu rileks sekali.”.

dsc_5725-2

Segeralah saya memulai ‘pertunjukan’ saya di depan bocil-bocil itu dengan bernyanyi free style menyapa mereka. Kemudian, setelah mendapatkan perhatian mereka, saya baru memulai materi ‘lagu sebagai bentuk ekspresi’. 

Sebenarnya materinya simpel. Hanya mengajarkan bocil-bocil ini nyanyi lagu Ampar-ampar Pisang dan Kampuang Nan Jauh di Mato dengan lirik yang dimodifikasi sedemikan rupa untuk mereka nyanyikan. Mereka juga bisa memilih kata-kata yang akhirnya menjadi bagian dari lirik lagu. Saya akan luangkan waktu menulis metode mengajar ini secara lengkap sebagai bahan referensi belajar-mengajar nantinya.

Singkat cerita….

That was freaking awesome experience I’ve ever had in my life! Oh Tuhan, saya angkat topi untuk semua guru di dunia… sekarang saya tahu mengapa mereka memilih mengajar. Yaitu karena melihat wajah bocil-bocil menggemaskan serta pancaran mata yang penuh rasa ingin tahu. Dan mereka lah yang turut andil  ‘menggambar dan mewarnai’ masa depan mereka. Respect! 

Foto : Ochaapanda
Sekolah Cikal, Cilandak, Jakarta Selatan. November 2016.

#5 Earnight 2016 – Desember

Acara yang Endah N Rhesa lakukan setiap tahun ini tidak akan saya lupakan seumur hidup. Perjuangan mengadakan acara ini pun lumayan bikin jantungan.. oh oh jika presiden kerajaan dinasti kekasiaran Jalan Rasamala bersabda, maka kita harus tunduk dan patuh melaksanakan. (Ho-oh, maunya si bapak tahun ini diadakan di Semarang. O_o). Untunglah di detik-detik terakhir para sponsor datang meringankan beban… beban keuangan. Hahaha!

img_8280

Tujuan Earnight adalah merayakan ulang tahun pernikahan dan berkarir Endah N Rhesa. Ini adalah salah satu kesempatan kami berpetualang, membuat acara sendiri, mengundang artis yang kami sukai, juga menjalin hubungan dengan teman-teman baru. 

Kehadiran Frau, yang berkenan main di acara ini, adalah hadiah pernikahan indah sepanjang tahun buat saya sebagai penggemar beratnya. Namun di tengah suka ria ini, juga hadir haru biru perpisahan dengan personil Dialog Dini Hari. Ya, sejak awal kolaborasi ini memang hanya dilakukan di sepanjang tahun 2016. 

Syukurlah kami selalu mendokumentasikan kolaborasi persahabatan ini dengan merilis mini album Parahita (fisik dan digital), membuat website, memuat foto, serta jurnal setiap panggungnya di www.ddhear.com.

Saya malah belum sempat nulis Earnight 2016 secara detail di blog ini, mungkin bisa dibaca dulu kesan pesan dari sudut pandang saya ‘dari dalam tubuh DDHEAR’ di sini.

Foto : Ochaapanda
Impala Space, Semarang. Desember 2016.

Demikian highlites 2016..

Well..

Sedikit tambahan, diluar timeline.. tahun 2016 ini saya belajar teknik slide gitar. Dengan ‘bekal’ ilmu dari Mas Dadang (Dialog Dini Hari) serta hibahan slide keramik buatan tangan Mariko, saya menemukan dunia baru untuk di eksplorasi. Entah akan jadi apa, tapi yang jelas ini seperti bukti bahwa belajar (gitar) itu ngga ada habisnya. 

fullsizerender-1

Foto : pribadi. Ruang depan sambil ngopi.

Hmm.. dan ada satu lagi, sih. Tapi nampaknya lebih baik dirahasiakan sampai mati. There are stories better remain untold. But this experience change my life and my perspective about to love and to let go.  

Thank you 2016. I had really good time, a little bit sentimental, and somehow drama moment with you..

Love,

Endah 

Foto featured by Nala Satmowi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*