
This is Disaster..
Buat saya, mewabahnya virus Corona (Covid-19) ini amat sangat menyedihkan sekaligus menjengkelkan. Selain membuat jadwal manggung berantakan (semua ditunda hingga waktu yang tidak bisa ditentukan), saya juga harus mengurangi interaksi sosial. Tapi memang ini semua adalah hal yang harus dilakukan untuk kebaikan bersama. Hal ini sulit banget untuk orang yang ekstrovert dan suka berkegiatan komunitas kayak saya, belum lagi memikirkan orang-orang yang terpaksa harus kehilangan pekerjaan mereka, mungkin sulit juga bagi mereka untuk melakukan pekerjaan di rumah. Ah! Sungguh bencana ini bikin kaget.
Sepertinya sudah banyak artikel yang menjelaskan tentang Covid-19, bisa lah dicari di internet dari sumber media yang berintegritas atau langsung ke https://www.covid19.go.id .
Yang membuat saya gemas adalah penyakit ini bisa masuk ke tubuh orang yang sehat, yang mungkin tidak menunjukkan gejala parah, namun tetap saja terjangkiti. Di masa seperti itu, secara tidak sadar, orang yang terjangkiti membawa penyakit ini, bergaul, menulari orang yang kemampuan bertahan (antibodi/ imun tubuh) lemah. Meskipun memang yang rentan adalah orang-orang yang punya sejarah penyakit pernapasan atau komplikasi lain, orang tua yang memang sudah lemah, tetapi bukan berarti yang kuat bisa takabur. Kita tidak pernah tahu apakah tubuh kita dalam kondisi yang terbaik atau tidak saat virus itu menyerang.

Lalu apa sih social distancing? Seperti kata teman saya yang seorang Personal Trainer profesional di Australia, Daryl, yang menakutkan itu bukan virusnya, karena sebenarnya bisa sembuh jika antibodi tubuh kita bagus. Yang berbahaya adalah membludaknya jumlah orang-orang yang butuh perawatan intensif dalam waktu bersamaan sedangkan jumlah rumah sakit dan fasilitas penunjang tidak cukup. Itulah kenapa butuh jaga jarak dan membatasi kegiatan interaksi dengan orang lain dalam jarak dekat untuk mencegah penularan virus ini secara massal atau besar-besaran secara sekaligus.

Mengenai pemasukan dari panggung yang berkurang drastis tentu saja jadi bahan pemikiran baru.. dari mana sumber penghasilan 2-3 bulan ke depan? Untuk pribadi dan kantor sebenarnya sudah ada dana darurat yang disiapkan bekal pengetahuan dari ibu Ligwina Hananto yang mana dulu saya sempat konsultasi keuangan dengan beliau. Ada pula dari streaming musik dan merchandise, meski harus cari strategi untuk boost lagi semuanya. Dan tentu saja tetap harus siap dengan segala kemungkinan terburuk jika jangka waktu siaga pendemi ini lebih lama dari sekarang maka apa yang harus para freelancer ini lakukan? Ya… saya dan tim sedang berpikir keras. Tahap mengumpulkan ide, tinggal eksekusi satu persatu. Ya, Bismillah.. semoga semua membaik.
Hope,
Endah
Foto oleh Nala Satmowi, Daryl Nasution Instagram Story