It Happened So Fast!
Hari Jumat (28/2) jam sebelas malam, saya dan Iga Massardi berjalan keluar dari pintu utama JI Expo Kemayoran. Kami baru saja menikmati malam yang bahagia, menonton Keziah Jones di Java Jazz Festival bersama konco-konco lawas.. lawas usiane. Wkwkwk! (Nggak! Nggak ada foto yang bener karena IGA BELUM KIRIM SAMPAI DETIK INI! HUH!)
Anyway.. lanjut. Sambil santai, kami berdua mencari spot yang agak terang di jalanan depan pintu 6. Di sana memang agak gelap, tapi banyak tukang yang berjualan dan gojek yang mangkal ngopi di trotoar jalan. Dengan santainya, saya mengeluarkan HP dan bersiap order taksi lewat aplikasi. Ketika sedang menatap layar HP, tiba-tiba ada tangan yang mengambil HP dengan santainya. Saya dengan sigap menoleh. Dua orang di motor, yang mengambil yang di belakang mengenakan helm dan pakai jaket sport merah! Saya mengejar dan berteriak COPET! Iga juga berteriak dan mengejar. Namun jalanan semakin gelap, saya baru menyadari ternyata lampu jalanan yang menyala hanya yang di tempat saya berdiri tadi. Saya langsung berhenti. Ah! Tidak mungkin bisa terkejar melihat orang-orang di sekitar hanya menatap, tidak ada satu pun yang mencoba menolong, mengejar, atau segera mengambil motor dan membantu menangkap. Terlihat sekali kalau kejadian seperti itu sudah biasa terjadi di lingkungan mereka. Jakarta memang keras!
Saya menjaga diri agar tidak panik. Segera saya berpikir cepat karena buat saya yang penting adalah bagaimana mengamankan data pribadi dan bank nomor telepon yang ada di HP saya. Langsung saja saya meminjam telepon Iga dan menelpon Mas Rhesa. Yes, saya ingat nomornya di luar kepala. Begitu tersambung dengan Mas Rhesa, dengan singkat saya bilang kalau HP dijambret orang dan minta tolong Mas Rhesa untuk aktifkan LOST MODE PHONE via perangkatnya. Untungnya, kami berdua pakai perangkat yang sama dan terkoneksi satu dengan yang lain jadi mudah untuk deteksi lokasi dan mengaktifkan LOST PHONE/ ERASE PHONE (data) jika dalam keadaan darurat. Kok ya kebetulan saat itu Mas Rhesa lagi ngopi sambil laptopan jadi bisa sangat responsif.
Tidak sampai 5 menit, Mas Rhesa mengabari kalau aplikasi Find My Phone dan mode Erase Phone sudah diaktifkan namun masih status pending. Ini berarti HP sedang di non-aktifkan pejambret. Saya tenang setelah mendengar kabar itu, Iga pesan taksi lewat HPnya, dan kami sama-sama pulang satu taksi. Kebetulan tujuan saya ke Bekasi juga karena ingin menginap di sana mengingat tampil siang hari di sebuah acara keesokan harinya. Dengan sigap, Tysa (Road Manager Endah N Rhesa) segera mengamankan semua password sosial media Endah N Rhesa karena memang semua aktif di HP saya. Demikian pula Andin yang mengelola sosial media Earhouse. Saya segera pula menelpon CS kartu telepon saya dan melaporkan kejadian sehingga harus blokir kartu. Saya kuatir nanti kartu dikeluarkan dari HP dan dipakai untuk hal-hal yang tidak diinginkan.
Aplikasi Find My Phone mendeteksi lokasi setengah jam setelah kejadian yaitu di Jalan Topaz, Senen, Jakarta. Saya sempat ganti status Erase Phone dengan Lost Phone Mode. Karena Dengan status pending, sepertinya HP belum terkoneksi internet. Sehari setelah kejadian, lokasi tidak ditemukan. Sepertinya ia kewalahan karena ketika dinyalakan HP tidak berfungsi melainkan keluar notifikasi emergency dan membutuhkan passcode. Segera saya ganti lagi menjadi Erase Phone, karena saya pikir “Ah sudahlah, biarkan HP hilang yang penting data dan aplikasi tidak disalahgunakan.”. Erase Phone berarti HP akan otomatis ter-reset ulang seperti baru dengan aplikasi-aplikasi standar. Dan benar… dua hari kemudian HP saya sudah berganti dari status pending menjadi Erased Phone dan dapat email dari Find My Phone. Bye bye HP.
Saya menyadari kalau kejadian ini akibat kecerobohan saya memakai HP menghadap dan di pinggir jalan. Sisi kanan kiri saya terbuka karena Iga berdiri agak jauh di belakang saya. Kelengahan ini menjadi sasaran empuk pejambret. Padahal dulu sering banget lihat kejadian begini di Pasar Pondok Labu tempat saya bersekolah dulu bertahun-tahun, sampai kakak saya bercanda “Gimana sih dek, kamu preman pasar Pondok Labu kok bisa sampe dijambret.”. Hahaha! Saking memang dulunya hidup dan bersekolah di wilayah yang keras! Sudah terlalu lama nyaman tinggal di perkomplekan Pamulang, duduk manis di mobil pribadi, apa-apa dilayani, tentu saja kewaspadaan begitu di alam liar berkurang. Hahaha! My bad.
Well, anyway, berikut ini beberapa tips apabila kamu kehilangan HP di saat darurat (hilang karena dicuri, dicopet, dijambret, dimalingin) :
- Aktifkan Lost Phone Mode, atau Erase Phone lewat layanan Find My Phone. Layanan seperti ini ada di Apple maupun Google untuk pengguna Android.
- Perbedaan Lost Phone dengan Erase Phone : kalau Lost Phone hanya sekedar mengunci screen dengan menampilkan nomor telpon yang bisa dihubungi/ pesan buat yang menemukan. Kalau Erase Phone, semua aplikasi, data, ID yang ada di HP akan dihapus otomatis begitu HP terkoneksi internet.
- Telepon CS kartu selular. Blokir nomornya. Ini prosesnya cepat banget dan CS akan paham kalau ini situasi darurat. Tujuannya supaya kartu tidak bisa dipakai untuk mengakses perbankan (seandainya si pejambret konsul sama hacker jago banget untuk nge-hack data-data HP).
- Track pergerakan HP, sebenarnya hanya untuk memastikan saja statusnya. Kalau sudah ada notifikasi Erased Phone berarti HP sudah terkoneksi internet dan sudah ter-reset seperti HP baru. Baru deh bisa bernapas lega.
- Akan sangat membantu apabila bisa hapal nomor-nomor darurat di luar kepala. Contoh : hapal nomor manajer, suami/ istri, ayah/ibu, nomor rumah, sahabat, atau siapa saja yang sekiranya bisa dipercaya dan selalu stand by untuk bantu. Telepon sendiri, jangan minta telponin orang lain karena mereka pasti kenal suara kita dan bisa segera percaya dan bereaksi untuk membantu.
PASCA KEHILANGAN
- Ganti semua password phone ID, sosial media, perbankan, email, dll.
- Saranku, TETAP AKTIFKAN KEMBALI NOMOR LAMA yang terblokir dengan mendatangi CS celllular resmi secepatnya, kuatir nanti malah kalau si maling tahu nomor kita jadinya dia yang klaim nomornya meski nggak semudah itu prosedurnya. Ya namanya juga menghadapi maling, lebih baik kita jaga-jaga aja. Kalau habis itu mau pakai nomor baru untuk kabur dari WA Group atau SMS-SMS promo ya bebas saja. Wkwkwkwk!
- Begitu ganti HP baru, install semua aplikasi yang biasa dipakai dan make sure kalau tidak ada yang mengaksesnya pasca kehilangan selain kamu. Kalau ada yang akses, segera email atau hubungi pihak-pihak terkait agar segera ditindaklanjuti.
That’s all, folks. Semoga yang jambret mendapatkan hidayah dan rejeki melalui jalan yang baik dan benar. Saya sih sudah ikhlas, ya. Yang penting hidup sehat dan bahagia. Ikhtiar untuk saling menjaga dan mengasihi satu dengan yang lain. Tabik!
Love,
Endah
PS :
Saya sempat diralat oleh kakak saya, bahwa kejadian saya itu bukan kecopetan melainkan dijambret. Jadi dapat catatan kosakata dari kakak saya :
Copet (pickpocket) itu ngambil diam-diam tanpa ketahuan.
Jambret (snatcher) kalau merebut barang secara paksa.
Rampok (rob) sama dengan garong pakai nodong.
Pencuri (steal) yaitu nyolong.
Menarik, ya.. Hahaha!
One thought on “It Happened So Fast!”
Saya pengguna android malah baru tahu fitur seperti iphone itu bisa juga diaktifkan seperti itu. Selama ini saya kira cuma dari iphone saja yang bisa sekeren itu.
Thx Endah sharingnya.