“Hah… cita-cita setinggi tanah? Nggak salah?”…
Itu adalah reaksi yang saya lontarkan saat Eugene Panji menghampiri saya dan Rhesa untuk mengerjakan proyek film ini.
“Iya Ndah, Rhesa.. Cita-citaku Setinggi Tanah. Ceritanya tentang…bla..bla..bla.. “, papar Panji panjang lebar. (baca sinopsisnya di sini yaa)

Saya dan Rhesa tidak pernah membayangkan bisa terlibat dalam sebuah pengalaman menyenangkan seperti ini. Menciptakan lagu untuk sebuah film yang bercerita tentang anak-anak. Dan Panji memberikan kami tanggung jawab lebih dari itu… yaitu sebagai penata musik filmnya.

“Mau coba nggak?”, tantang Panji.
“Kenapa Endah N Rhesa? Kami belum punya pengalaman jadi penata musik film. Kalau untuk bikin lagu ya memang bisa, tapi penata musik film bukan tugas yang gampang.”, tanya Rhesa
“Gue melihat kalian punya spirit yang sama dengan film ini, punya mimpi yang sama, misi visi yang sama. Ini juga film layar lebar pertama buat gue. Kita bisa saling belajar juga. Memang akan jadi tantangan karena kita akan mengerjakan semua sendiri. Independen. Dan tujuannya juga mulia, semua hasilnya akan kita sumbangkan untuk Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia.”, ujar Panji.
Kanker! …. ya.. nenek, ibu, om, sahabat, orang terdekat saya banyak terenggut oleh penyakit tersebut. Ah… kenapa tidak dicoba menceburkan diri ke dalam proyek ini? Ini pasti menyenangkan.
“We’re in… Nji. Let’s go!”, kata saya.
“Ok.. kalau gitu, bisa nggak kalian bikin lagu yang temanya kira-kira sesuai dengan gambaran besar filmnya? Untuk awal supaya bisa membangun moodnya. Nanti gue kirim scriptnya lewat email.”, ujar Panji.
“Oke, Nji. Kita coba ya..”, jawab Rhesa.

Percakapan ini terjadi hampir sekitar 2 tahun lalu.

Selang beberapa hari setelah percakapan tersebut, segeralah kami mencoba membuat sebuah lagu yang menaungi dan menjiwai film ini secara garis besar setelah membaca script-nya.
“Ayo hon.. kita bikin lagunya..”, kata Rhesa pada suatu malam.
“Hmm… kira-kira gimana yaaaaa lirik awalnya..?”, kata saya sambil memainkan progresi chord gitar.
“Gimana kalau ‘cuci kakimu sebelum kau tidur’?”
“Hmm… karena tugas sekolah pasti ditulis di kertas kan ya? Lanjutannya ‘ambil secarik kertas tuliskan mimpimu’. Gitu ya? Kebayang sih, scene-nya..”, timpal saya.

Dan malam itu… sebuah lagu berjudul “Mimpi Takkan Berlari” lahir ke dunia.

Banyak sekali cobaan yang dilalui saat mengerjakan proyek ini. Secara teknis, mungkin, karena ini adalah proyek layar lebar perdana bagi sutradara Eugene Panji, penulis naskah Oni Satriono, kami, dan beberapa orang lainnya yang menjadi bagian dari tim. Namun di luar itu, banyak hal terjadi. Seperti… pada saat tim film CCST berangkat ke Muntilan, sesampainya di lokasi tiba-tiba Panji terkena penyakit demam berdarah.. yes.. di lokasi syuting. Syuting ditunda. Mereka semua kembali ke Jakarta. Termasuk Panji. Ketika Panji sembuh dari DBD, dan setelah dia kembali menabung lagi tentunya, Gunung Merapi meletus….

Sejak saat itu, saya tidak pernah mendengar kabar dari Panji mengenai proyek film ini. Saya pikir… dia menyerah.

Tiba-tiba saya mendapat kabar beberapa bulan kemudian.. Februari 2011, Nia (asisten Panji) menelpon saya dan memberi kabar gembira bahwa proyek ini dilanjutkan. Saya dan Rhesa langsung berangkat ke Muntilan untuk menangkap mood film dan menciptakan sebuah lagu anak-anak. Yes.. lagu anak-anak. Saya dan Rhesa melihat para aktor/aktris cilik ini bersepeda, bergembira selama syuting, bernyanyi.. saya menangkap ada keceriaan dan kebahagiaan selama proses pembuatan film ini berlangsung. Kekerabatan yang khas… mungkin tidak biasa dijumpai di kota metropolis seperti Jakarta. Saya terharu…

Malam itu saya dan Rhesa menginap di rumah Ibu Agnes, seorang guru SD di Muntilan. Saya mencoba menulis lirik…Rhesa memainkan chord gitar. Kami mencoba mengingat-ingat momen syuting siang tadi. Melihat keceriaan anak-anak pemeran utama film ini berakting begitu natural. Mereka terlihat begitu menikmati perannya.. atau mungkin memang mereka tidak lagi berperan.. ya begitulah memang sifat natural anak-anak..

Dan kemudian lahirlah ke dunia sebuah lagu berjudul “Sahabatku Tiada Duanya”. Saya sudah terbayang seorang anak kecil menyanyikan lagu ini menceritakan tentang indahnya persahabatan.. membagi mimpi, cerita, cita-cita..

“Aku mengalah saat balapan sepeda.. kau bagi dua roti yang enak rasanya. Berbagi cerita dan ceria bersama, sahabatku tiada duanya.”..

Kira-kira demikian sepenggal lirik dari lagu tersebut.  Dan keesokan harinya, saya dan Rhesa memperdengarkan lagu ini ke seluruh tim CCST dan kepada Syihab. Pemeran utama anak-anak pada film ini.. dan.. terjadilah sebuah kolaborasi yang lahir dari tanah Muntilan, Jawa Tengah. Saya masih ingat detik-detik lahirnya lagu tersebut… detik-detik memperdengarkan lagu tersebut kepada Syihab.. dan sesaat dia langsung bisa menyanyikannya kembali.. rasanya… mengharukan.. :’)

Kembali kepada proses pembuatan film CCST. Setelah film tersebut jadi, mengarah pada proses editing, kami mengerjakan musiknya bekerja sama dengan Pop Up Studio yang digawangi orang-orang hebat. Putra, Agson dan Andri. Tiga serangkai inilah yang juga membantu dalam membuat musik pada film ini. Chemistry yang asik pada pembuatan film ini kami rasakan sepenuhnya… begitu pula saat membuat musiknya.

Dan sekarang… kami menghitung hari menanti rilisnya film ini. Yes… 11 Oktober 2012. Akhirnya…. film ini akan tampil di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Film yang bercerita tentang perjuangan dan kreatifitas seorang anak yang sederhana dalam mencapai cita-citanya… yaitu.. ingin makan di restoran Padang.. Selamat menanti dan menikmati!
Jangan lupa mampir ke website film Cita-citaku Setinggi Tanah yaaa 🙂

– Endah

 

psttttttt : CD OST Cita-citaku Setinggi Tanah sudah bisa pre-order lhooo… Harga Rp 25.000,- (exclude ongkos kirim) sms 085715122674 / email merch@endahnrhesa.com . Pengiriman akan dimulai tanggal 1 Oktober 2012.

 

13 thoughts on “Cita-citaku Setinggi Tanah

  1. wah pre-ordernya bulan depan ya? 😀
    filmnya kapan mba?

  2. Satipha says:

    Wah… Saya jadi gk sabar nonton… Semoga banyak anak-anak Indonesia termotivasi untuk berusaha menggapai cita-cita…
    Termasuk saya…

  3. @Fircus .. untuk pre-order sudah bisa dilakukan. Pengirimannya tanggal 1 Okt yaa..
    @Satipha .. amiin.. terima kasih doa dan supportnya 🙂

  4. hariniwn says:

    Must have CD and must watch this movie!!! :’D
    Filmnya baguuussssss banget, banyak ilmu yg kita bisa ambil.
    Kalian wajib bawa adik, anak, keponakan, kalo perlu anak tetangga buat nonton film ini.
    Kapan lagi nonton film bagus, dapet ilmu, dapet hiburan, dan yg paling penting bisa sekalian beramal. :’)

  5. sakti pitho says:

    wah jadi penasaran….

  6. frederick says:

    bakalan dijual ditoko2 besar gitu gak ya?
    lagunya cuma dua ya mas rhesa dan mbak endah?

  7. Hi Frederick, sepertinya akan dijual di toko besar. Tapi kami belum tahu kapan. Ada 12 track, isinya ilustrasi musik film-nya, ada lagu yang nyanyi saya, ada yang Syihab nyanyi juga, dan Agson. 🙂

  8. rajabJABONT says:

    Ini plus tanda tangan kan yaaaa.. hehehehe

  9. Widya Kharisma says:

    aku terharu banget baca plus liat vidionyah sahabatku tiada duanyaha,,, makin kagum ama kak endah and rhesa…
    pengen banget deh ketemu langsung,, nyesek banget rasanya liat temen dapet poto bareng kalin,,dan aku??? rasaknya tuh lebih sakit ati dari pada diputusin cowok,,, semoga suatu saat nanti kita bisa ketemu bareng yah kak ;D

  10. Fircus? jadi kayak sirkus. :mrgreen:

  11. Vicky Firmansyah says:

    Oke, baru selesai di pre-order… Semoga bisa cepat sampai di tanah makassar. Love endahnrhesa. *vickykeren* *apasihh*

  12. Santri 99 says:

    Wah filmnya kayaknya bakalan seru nieh.. Ikutan Mejeng mbak untuk nontonnya.. hehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*