Akhirnya rilis juga lagu dari soundtrack Endah N Rhesa Indie Ride youtube video seri di gerai musik digital. Setelah mengarungi jalanan antar kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur, pengalaman ini membuahkan lagu ‘Long-Lost Friend’ yang saya tulis saat bangun di pagi hari di kota terakhir.

Saat menulis lagu ini, saya kembali membayangkan perjalanan saya bersepeda. Sekitar 300 KM sudah jarak terlampaui dan menemui berbagai macam hal di tengah perjalanan. Rasa haru saat saya sampai di puncak Bawen jalur Semarang-Salatiga. Tanjakan yang kejam, saya nyaris turun dari sepeda dan menuntunnya. Tapi sahabat saya, Nala, yang juga bersepeda bersama menemani di sisi saya sambil merekam momen juga menyemangati agar saya mengatur napas dan mengayuh pelan-pelan.

Juga indahnya kota Salatiga dengan sawah serta rumah-rumah mungil berjejer yang terlihat rapi, bersih, dan nyaman. Hawa yang sejuk menyambut setelah tubuh berbalur debu dan keringat akibat terik matahari. Tangis saya pecah! Perjalanan paling berat justru dimulai saat awal perjalanan rute Indie Ride.

Saya beruntung karena sempat berjumpa Mbah Kartosuro saat meluncur dari Salatiga ke kota Solo. Hari ini, sampai saya menulis blog ini, belum percaya kalau itu adalah pertemuan terakhir saya dengan Mbah yang baru saja dipanggil Yang Maha Kuasa tanggal 25 Oktober kemarin.

Ada rasa haru begitu menginjakkan kaki di rumah Mbah. Melihat Mbah terbaring lemah. Saat itu memang beliau sedang kurang enak badan. Berusia 96 tahun, Mbah termasuk orang yang memiliki semangat hidup tinggi, penuh humor, dan rajin beribadah. Terima kasih, Mbah..

Dengan bersepeda, banyak kejutan yang saya rasakan selama perjalanan. Tentu saja kehujanan adalah salah satu tantangan. Apalagi menempuh jarak panjang kota Solo ke Yogyakarta. Hingga kemudian bisa meluncur ke bawah melalui jembatan layang hingga kecepatan 40-50 KM/jam dari kota Malang ke Surabaya.

Sempat mampir ke area lumpur Lapindo di Sidoarjo dan cukup shock saat melihat keadaan di sana. Mungkin saya sering lewat tanggul lumpur itu melalui jalan raya di dalam mobil beberapa kali. Namun, sejak bencana lumpur Lapindo terjadi 11 tahun lalu, baru saat bersepeda inilah saya memiliki kesempatan melihat sendiri lokasi berdiri di atas tanggul tersebut.

Pengalaman-pengalaman tersebut tertuang di lagu ‘Long-Lost Friend’, yang bercerita tentang analogi pertemuan dengan sahabat yang lama sekali tidak berjumpa dan kemudian sekarang mewujudkan mimpi bersama-sama. Seperti sepeda. Masa kecil saya dan Rhesa sangat dekat dengan sepeda. Menginjak remaja hingga sekarang menjadi musisi, kami jarang bersepeda lagi. Bulan Maret tahun ini, hobi bersepeda itu muncul kembali.

Lagu ‘Long-Lost Friend’ sangat personal buat saya. Saya beruntung lagu tersebut memilih saya untuk menjadi medianya agar terdengar dimana-mana.

—-

Long-Lost Friend
by Endah N Rhesa

My long-lost friend, he comes again
He shines under the rain
Travels somewhere
Aim to find
My friend he comes again

Up down the hills, beautiful homes
A breeze along the way
We cross the ricefield
Stinky mud too
With tears hard to rescue

Hold on…. hold on
Strong-willed, we glow
Glide on
Fly over the dreams, we know
We ride again today and tomorrow


Selamat menikmati lagu ini di gerai musik digital seperti Spotify, iTunes, Apple Music, Dezeer, dan lain-lain. Terima kasih.. 🙂

Love,
Endah

3 thoughts on “Long-Lost Friend by Endah N Rhesa

  1. Tata Nursita says:

    Love love bngt mba, Suka bngt lyrics nya mba (jng tnya terkait suara dll, udh di hati ?),Dan skrng tau cerita di balik Lagu ini, ?????proud for endah n resha. Dan sukses slalu?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*