Tahun 2008, Endah N Rhesa tampil reguler di Loca Coffee Shop (sekarang Largo Bistrot). Suatu hari, datanglah sesosok pemuda berkaos hitam bernuansa metal, berkarisma, gondrong dan berkacamata menghampiri saya dan Rhesa saat kami usai tampil. “Hallo, gue Wendi, wartawan majalah Rolling Stone. Kalian asik banget mainnya. Sudah punya lagu sendiri?”, ujarnya membuka percakapan dengan cool. Beberapa bulan kemudian, Endah N Rhesa masuk dalam daftar Artist To Watch tahun 2008 majalah Rolling Stone Indonesia. Tahun 2009, setelah merilis album perdana Nowhere to Go, Wendi mengajak Endah N Rhesa untuk tampil di beberapa kota di pulau Jawa sehubungan promosi buku Rolling Stone Music Biz yang ditulis olehnya. Yang menarik dari perjalanan keliling bersama Rolling Stone Music Biz, selain tampil mempromosikan album kami,[…]

Hari ini, 7 tahun yang lalu, CD rekaman (serius) perdana kami Nowhere to Go rilis di toko-toko Jawa-Bali. Saya sangat antusias. Setelah 5 tahun membangun Endah N Rhesa, bermain di berbagai acara dari wedding, gathering, reguler gigs di cafe dan resto, akhirnya kami menelurkan juga album dengan lagu-lagu ciptaan kami sendiri. Perjalanan 5 tahun yang penuh air-mata-tetes-darah-penghabisan bisa dibaca di artikel “There’s No Turning Back” yang saya tulis untuk bacaanmalam.com Kenapa rilisnya (awalnya) hanya di pulau Jawa dan Bali? Karena saat itu kami hanya mampu memberi modal produksi untuk cetak 1000 keping, yang mana angka tersebut merupakan angka minimal cetak yang hitungannya cukup murah untuk duplikasi CD. Kami menggunakan hampir sebagian besar uang kami untuk ‘melahirkan’ album ini. Tanpa ada[…]

Few days ago, I got this pic from Wenzrawk. Yang atas press release single pertama “I Don’t Remember” dari album pertama “Nowhere to Go” tahun 2009. Sengaja dibikin item putih supaya hemat budget print dan meski difotokopi nggak menghilangkan esensi desainnya. Trus yang bawah merch notebook yg udah discontinued. Semua yang nggambar masih Rhesa.. Belum sanggup hire desainer. Rilis album perdana dengan zero budget. Duitya dah abis buat beli komputer dan microphone buat rekaman. Ngerjain semua masih sendirian. Untung aja ketemu demajors, kalau engga ketemu bingung juga mau rilis dimana. Lha wong boso enggreys kabeh.. Maklum waktu itu kami ga gaul. Anak rumahan. Ga tau scene indie. Baru tahu kalau kami dijuluki musisi indie malah setelah rilis album.. Terharu banget waktu[…]

Finally, after incessant distribution of Nowhere to Go (2009) and Look What We’ve Found (2010) albums in Indonesia, under the auspices of demajors and REIProject independent labels, Endah N Rhesa release their albums in Korea in collaboration with Korean label and distributor iFeel Music. To date, “Nowhere to Go to” sales reached 22000 copies whilst Look What We’ve Found reached 9000 copies. This is a signal that the Indonesian music industry has not been finished. “The mushrooming of independent musicians who dare to show their unique concept and creativity in marketing will take them to a bigger step in, even a higher level, such as opening promotion and information access across borders and introduce their music all over the continent. Endah N Rhesa is Endah Widiastuti (guitar vocals) and Rhesa Aditya (Bass) who[…]