Ah.. perpisahan. Rasanya mellow sekali tulisan awal tahun 2019 di blog ini bercerita demikian. Saya selalu sulit berhadapan dengan perpisahan.. ibu yang meninggal, kakak keluar kota jaman ia kuliah dulu, hingga orang yang saya cintai sepenuh hati dan yang pernah berjanji untuk selalu ada pun memutuskan untuk menghilang. Ya.. saya pernah merasakan demikian kehilangan.. capek fisik dan mental. Membutuhkan waktu untuk pulih.. waktu yang cukup lama. Untuk kali ini.. perpisahan sahabat. Adoy, Bonita, Pram adalah keluarga yang luar biasa, sangat musikal dan bijaksana. Perpisahan ini berbeda rasa dari konteks yang saya ceritakan sebelumnya. Ada keikhlasan yang prosesnya lebih cepat bagi saya untuk menerimanya. Pemakluman terhadap pilihan keluarga mereka untuk pindah domisili dari Jakarta ke Salatiga, mengucapkan ‘selamat tinggal’, namun saya[…]
Tag: friends
Tengah malam (Selasa, 15/05) saya tersentak kaget begitu mengetahui Pak Adhi Djimar telah berpulang dipanggil Allah SWT melalui pesan singkat dari Adoy, suami Bonita. Pak Adhi Djimar adalah salah satu pendiri label indie demajors. Beliau adalah orang yang saya kenal saat Endah N Rhesa meniti karir awal bergabung dengan demajors. Saya dan Rhesa hadir di rumah almarhum sekitar pukul 10.30 WIB (Rabu, 16/05). Di situ lah tangis saya pecah ketika berjumpa beberapa teman di sana.. Pak David Karto, Mas Heru, Mas Eq, Kunun, Dila, David Tarigan, Kiki Aulia Ucup (saya baru tahu informasi Pak Adhi sakit saat melihat status instastory Ucup sedang merayakan ulang tahun Pak Adhi Djimar tanggal 13 Mei lalu). Mendengar cerita Mas David Karto bahwa almarhum terdeteksi[…]
My love Bonita Adi … Selamat ulang tahun, Bonita sahabatku, idolaku, panutanku. Sosok yang begitu tulus dalam berteman, berhati emas, sederhana bersahaja, ibu dan istri yang luar biasa. Teringat saat lagi main-main ke Potlot 15 tahun silam tiba-tiba terdengar suara menggelegar (yang mana tempat kuberdiri cukup jauh dari sumber bunyi), ternyata itu suara dirimu sedang latihan di studio depan area kantor Slank.. ah! Lagu “Merah”! Aku ingat judulnya.. so beautiful and powerful. Aku beringsut pulang dengan… sedikit tercekam. ? Kemudian berkesempatan berkenalan di @wapressbulungan tak seberapa lama setelahnya.. sosok bersahaja ini menyapaku (duluan!!!!) dengan ramahnya.. aku masih kinyis-kinyis.. tak tahu harus bersikap bagaimana saat berjumpa dengan seorang diva! Selang beberapa tahun kemudian, kembali kumendengar suaranya dari parkiran KeKun, sebuah cafe[…]
Tahun 2008, Endah N Rhesa tampil reguler di Loca Coffee Shop (sekarang Largo Bistrot). Suatu hari, datanglah sesosok pemuda berkaos hitam bernuansa metal, berkarisma, gondrong dan berkacamata menghampiri saya dan Rhesa saat kami usai tampil. “Hallo, gue Wendi, wartawan majalah Rolling Stone. Kalian asik banget mainnya. Sudah punya lagu sendiri?”, ujarnya membuka percakapan dengan cool. Beberapa bulan kemudian, Endah N Rhesa masuk dalam daftar Artist To Watch tahun 2008 majalah Rolling Stone Indonesia. Tahun 2009, setelah merilis album perdana Nowhere to Go, Wendi mengajak Endah N Rhesa untuk tampil di beberapa kota di pulau Jawa sehubungan promosi buku Rolling Stone Music Biz yang ditulis olehnya. Yang menarik dari perjalanan keliling bersama Rolling Stone Music Biz, selain tampil mempromosikan album kami,[…]