Bersepeda seperti meditasi bagi saya. Ia memberikan ruang dan waktu agar saya banyak menyelami diri sendiri. Seperti bermain gitar, bersepeda membuat saya mengenal diri sendiri. Ia mengantar kemana pun saya pergi, menghibur hati, tidak pernah sendiri. Bersamanya saya jalan-jalan, melihat keramaian, menikmati kesepian, mendalami kehidupan. Ia memperlihatkan kenyataan, memberi harapan dan impian, menetapkan tujuan. Ia memberikan kebahagiaan yang sederhana.. yaitu kebebasan untuk menentukan arah sendiri kemana pun hendak pergi. Dan ia selalu setia menemani. • Foto oleh Nala Satmowi.

Kamis siang, 12 Oktober 2017, awan hitam menggantung di angkasa. Saya dan Rhesa bergegas mengeluarkan sepeda dan gowes ke jalanan. Ya, kami hendak menempuh jarak sekitar 24 Kilo Meter dari Pamulang ke SMAN 3 Setiabudi, Jakarta. Dan kali ini sepertinya tidak akan lolos dari hujan. Dan, benar saja.

Agak gatel sama Fadly Zon yang menulis puisi berjudul ‘Kaos dan Sepeda’. Tapi saya malas menghabiskan energi untuk membahas sebuah hal yang akan membuang waktu saya yang berharga. Anyway, saya punya pengalaman sendiri tentang sepeda. Well, musik dan sepeda tepatnya. Beberapa waktu lalu, Endah N Rhesa mengadakan acara Indie Ride yang bekerja sama dengan Passionville dan Rodalink. Saya, Rhesa, Rendi (manajer Endah N Rhesa) dan Nala (fotografer Endah N Rhesa) bersepeda dari kota Semarang menuju Yogyakarta. Disambung bersepeda dari kota Malang menuju Surabaya. Video dokumentasi bisa dilihat di kanal youtube Endah N Rhesa. Konsep Indie Ride 2017 adalah bersepeda lintas kota, gowes bareng komunitas, dan memandu acara Passionville dengan talkshow dan penampilan musik. Ya, betapa serunya melampiaskan hobi bersepeda dan sekaligus[…]