Beberapa waktu lalu, saat saya ke Bali, saya belajar dari Mas Dadang (Dialog Dini Hari/Navicula/ A Conscious Coup) cara bermain slide gitar. Sebenarnya mungkin bisa saja belajar lewat youtube kayak anak-anak jaman sekarang. Tetapi ketertarikan saya baru timbul saat melihat Mas Dadang, tampil solo, bermain sendirian hanya ditemani gitar, foot rhythm pedal, dan slide-nya. Ternyata mendengar bunyi rangkaian nada-nada tanpa ada batasan ‘fret’ itu enak juga. Ada ekspresi-ekspresi yang tidak bisa terwakilkan jika bermain tanpa slide. Interesting! Sebenarnya ini bukan yang pertama saya melihat/ mendengar permainan gitar slide. Saya pun kenal beberapa teman gitaris yang menggunakan slide dan bermain dengan sangat apik. Nissan Fortz, Adrian Adioetomo, Gugun, Mas Abdee, tapi memang ada experience yang ‘nyangkut’ saat malam itu melihat penampilan Mas Dadang. Dulu[…]

Ketika saya diajak tampil di acara Super Guitarist 2015, tanggal 12 Desember 2015 lalu di Bandung, saya langsung teringat dengan cita-cita yang saya tulis di sampul buku saat saya SMP: “I want to be the best guitarist in the world!”. Sebuah statement yang kekanak-kanakan dari bocah usia belasan. Dua puluh tahun kemudian, saya berdiri di panggung yang sama dengan gitaris-gitaris Indonesia kelas dunia ini. Jujur saja! Sebenarnya saya merasa kurang pede saat diajak berpartisipasi di acara Super Guitarist 2015 tanggal 12 Desember 2015 lalu di Bandung. Ini karena Mas Baron yang menghubungi saya dan meminta saya dan Rhesa ikut untuk acara ini. Apalah artinya saya, sebagai gitaris, dibandingkan nama-nama seperti Dewa Budjana, Eet Sjahranie, Iman J-rocks, Ian Antono, Gugun, Baim,[…]

Hari Selasa, 17 November 2015, pukul 3 petang. Tiba-tiba sebuah pesan singkat masuk dalam telepon seluler saya. Tertera nama teman lama, musisi perempuan hebat, Tiwi Shakuhachi. “Endah, ntar malem sudikah nonton Ron Carter?” Saya panik! Apa? Ron Carter?! Ron Carter adalah bassis (upright) senior legendaris berusia 78 tahun yang sudah menghasilkan banyak karya yang menginspirasi musisi-musisi jazz dunia. Ia ada di Jakarta untuk tampil dalam format trio bersama Russell Malone (gitar) dan Donald Vega (piano) di Motion Blue, Fairmont, Jakarta. Dan malam ini adalah pertunjukannya yang terakhir setelah 3 hari rangkaian penampilannya di Jakarta di tempat yang sama. “Sama Rhesa, ya.”, sambungnya memastikan bahwa kami datang berdua. Saya langsung mencoba mengatur ulang jadwal temu saya bersama teman saya yang (untung[…]

“Saya tidak suka terlalu banyak mempelajari musik yang nanti akan saya mainkan..”, ujar Kazuhisa Uchihashi saat saya menawarkan beliau untuk mendengarkan lagu Endah N Rhesa yang nanti akan dimainkan. Berbekal dengan catatan progesi chord lagu Someday, Spacybilly dan No Tears From My Eyes, kami bertiga berdiskusi mengenai intro musik dan bagaimana mengakhirinya. Hanya sebatas itu. Saya dan Rhesa mendapatkan kehormatan untuk bisa berkolaborasi bersama Kazuhisa Uchihasi di minggu terakhir perhelatan eksistensi Tokove di bilangan Kemang. Sedih… karena saya dan Rhesa banyak mendapatkan inspirasi dari tempat ini. Anyway, nanti akan saya bikin artikel sendiri mengenai Tokove. Kembali ke Kazuhisa Uchihashi.